RESENSI BUKU PENIRU DAN PEMBUNUHAN TANPA JASAD
Judul Buku : Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad
Penulis : Lee Jong-kwan
Penerjemah : Lusiani Saputra
Penerbit : Bhuana Sastra
Tahun Terbit : 2022
ISBN : 9786230410604
Jumlah Halaman : 310
Sinopsis
Dalam suasana kota Seoul yang dingin dan penuh kesibukan, sebuah kasus kriminal aneh mengguncang masyarakat dan pihak kepolisian. Seorang pria dilaporkan menghilang tanpa jejak, dan yang lebih membingungkan yaitu tidak ditemukan jasad, senjata, atau bukti nyata terjadinya kejahatan. Namun, lokasi yang ditinggalkan tampak seperti tempat terjadinya pembunuhan: ada percikan darah, barang-barang berantakan, dan jejak aneh yang tak bisa dijelaskan.
Masuklah Detektif Ha Joon, seorang penyelidik veteran yang dikenal dingin, cerdas, namun menyimpan trauma dari masa lalu. Ia ditugaskan untuk menyelidiki kasus ini, tetapi yang ia temukan justru sesuatu yang jauh lebih membingungkan. Tak lama kemudian, muncul kasus serupa: orang-orang menghilang secara misterius, selalu meninggalkan lokasi yang tampak seperti TKP pembunuhan, namun tanpa jasad. Anehnya lagi, setiap kasus seperti mencerminkan pola dari kasus-kasus kriminal lama yang pernah terkenal di Korea, seolah-olah pelakunya adalah seorang peniru cerdas.
Namun detektif Ha Joon mulai menyadari bahwa kasus ini bukan hanya tentang peniruan. Bukti-bukti yang muncul seolah-olah “disiapkan” untuk mengarah ke kesimpulan tertentu. Seorang profiler kriminal menyebut bahwa pelakunya tampaknya sengaja “memainkan” para penyelidik, menciptakan ilusi kejahatan tanpa benar-benar membunuh atau justru membunuh dengan cara yang membuat semua orang meragukan realitasnya.
Investigasi membawa Ha Joon pada sosok Lee Min-jae, seorang pria pendiam dan mantan pasien rumah sakit jiwa yang memiliki kecerdasan luar biasa dan pengetahuan mendalam tentang kasus-kasus kriminal. Lee Min-jae diduga menjadi otak di balik kejahatan ini, namun setiap bukti terhadapnya bersifat tidak langsung, dan ia selalu memiliki alibi kuat. Apakah ia pelaku sebenarnya, atau hanya bayangan dalam permainan psikologis yang lebih besar?
Ketika tekanan media dan kepolisian meningkat, Ha Joon mulai mengalami kelelahan mental. Ia mulai mempertanyakan dirinya sendiri, apakah ia sedang menyelidiki pembunuhan nyata, atau hanya memburu bayangan? Apakah korban-korban benar-benar mati, atau sengaja disembunyikan untuk menciptakan narasi yang salah? Atau mungkin, seperti yang dikatakan Lee Min-jae dalam salah satu dialognya: “Kejahatan paling sempurna adalah ketika semua orang percaya bahwa kejahatan itu tidak pernah terjadi.”
Di balik pencarian kebenaran, Detektif Ha Joon juga dipaksa menghadapi masa lalunya sendiri, kasus pembunuhan yang dulu gagal ia selesaikan, dan trauma kehilangan seseorang yang ia cintai. Semua benang merah mulai terhubung, menciptakan jaringan kompleks yang tak hanya mengguncang dunia kepolisian, tetapi juga menggoyahkan batas antara kenyataan dan ilusi.
Novel ini berakhir dengan kejutan psikologis mendalam yang membuat pembaca bertanya-tanya: apakah benar ada kejahatan, atau semua ini hanyalah permainan pikiran seorang jenius dengan luka batin yang dalam?
Kelebihan:
Plot Unik dan Inovatif – Pembunuhan tanpa jasad memberikan elemen ketegangan luar biasa dan memaksa pembaca berpikir keras.
Karakterisasi yang Mendalam – Detektif Ha Joon bukan pahlawan sempurna, melainkan manusia dengan trauma, keraguan, dan sisi gelap yang nyata.
Alur Psikologis – Setiap bab membawa kejutan dan pemutarbalikan logika yang memaksa pembaca merevisi apa yang sebelumnya diyakini.
Kekurangan:
Tempo lambat di awal – Bagi pembaca yang menyukai aksi cepat, bagian awal bisa terasa terlalu tenang.
Dialog filosofis yang berat – Sebagian percakapan sarat teori psikologi dan filsafat, yang mungkin sulit diikuti bagi pembaca umum.
Nashwa Salsabila



