KINGKONG EP.2

KINGKONG (King of  Nongkrong) Episode 2

“NGOPDAR: Ngobrol Ringan soal Perbedaan Daerah”

 

Gambar 1 Kegiatan Take Podcast

 KINGKONG (King of  Nongkrong) Episode 2

 

KINGKONG (King of  Nongkrong) merupakan program agenda dari Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (HMPIP) FIA UB yang bertujuan memberikan informasi seputar tema yang dibahas sekaligus menjadi sarana branding HMPIP. Pada KINGKONG (King of  Nongkrong) Episode 2 kali ini, HMPIP FIA UB melalui program agenda yang diselenggarakan oleh Divisi Eksternal Departemen Public Relation mengangkat tema “NGOPDAR: Ngobrol Ringan soal Perbedaan Daerah” yang dilaksanakan pada Senin, 17 Juni 2025. Kegiatan ini diadakan di Malang Creative Center (MCC) yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani No. 53, Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur 65118. Selain menjadi ajang berbagi pengalaman soal keberagaman daerah, acara ini juga menjadi kesempatan bagi HMPIP FIA UB untuk memperkenalkan diri serta membangun citra yang lebih dekat dengan mahasiswa melalui podcast interaktif yang nantinya akan tayang di Channel YouTube HMPIP FIA UB.

Pada KINGKONG (King of  Nongkrong) Episode 2 ini, HMPIP FIA UB menghadirkan sebuah podcast yang bertemakan “Ngobrol Ringan soal Perbedaan Daerah”. Tema “Ngobrol Ringan soal Perbedaan Daerah” dipilih karena dengan latar belakang dari situasi sosial kampus yang heterogen. Mahasiswa Universitas Brawijaya, khususnya di Program Studi Ilmu Perpustakaan, berasal dari berbagai latar belakang daerah di seluruh Indonesia. Kondisi ini tentu menghadirkan keberagaman budaya, karakter, logat bicara, hingga kebiasaan yang beragam pula. Melalui acara ini, diharapkan para audiens dapat memahami bagaimana perbedaan latar belakang daerah memengaruhi pandangan, kebiasaan, dan budaya masing-masing. Selain sebagai ruang berbagi pengalaman, diskusi ini juga menjadi media untuk mempererat hubungan antar mahasiswa dari berbagai daerah. Dengan adanya podcast ini, audiens dapat saling bertukar cerita, pengalaman menarik, hingga pandangan unik seputar ragam budaya di Indonesia.

Urgensinya, tidak jarang perbedaan-perbedaan tersebut menimbulkan culture shock bagi mahasiswa yang baru pertama kali merantau. Sebagian besar mahasiswa mengalami masa penyesuaian diri yang cukup menantang, mulai dari menyesuaikan gaya berkomunikasi, kebiasaan makan, hingga cara bersosialisasi di lingkungan kampus. Oleh karena itu, tema ini diangkat untuk memberikan ruang diskusi santai sekaligus edukatif, yang membahas bagaimana mahasiswa merespons perbedaan budaya tersebut dengan cara yang bijak dan menyenangkan. Melalui acara ini, diharapkan para audiens dapat memahami bagaimana perbedaan latar belakang daerah memengaruhi pandangan, kebiasaan, dan budaya masing-masing. Selain sebagai ruang berbagi pengalaman, diskusi ini juga menjadi media untuk mempererat hubungan antar mahasiswa dari berbagai daerah. Dengan adanya podcast ini, audiens dapat saling bertukar cerita, pengalaman menarik, toleransi, hingga pandangan unik seputar ragam budaya di Indonesia.

Pada KINGKONG (King of  Nongkrong) Episode 2 dimulai saat senja menjelang malam yang dimana pada hari itu untuk staf divisi public relation sudah menyelesaikan Ujian Akhir Semester menjadikan beban sedikit berkurang dan enjoy ataupun gembira dalam melaksanakan acara ini. Tepat pukul 18.10, panitia dan narasumber berangkat dari KJPRI (Koperasi Jasa Pegawai Republik Indonesia) UB menuju lokasi di Malang Creative Center (MCC) sesuai dengan plotingan yang sebelumnya telah dibagi agar lebih kondusif dan terarah.  Sesampainya di MCC tepat pukul 18.30 WIB, seluruh panitia berkumpul sebentar untuk melakukan briefing yang dipimpin langsung oleh Ketua Pelaksana, yaitu Edelweisya Risela. Namun ada beberapa humas yang memastikan dan mengkonfirmasi pada pihak  Malang Creative Center (MCC) bahwa ruangan podcast telah tersedian dengan baik, kemudian setelah humas menghubungi pihak Malang Creative Center (MCC) dilanjut dengan Briefing berlangsung selama lima menit sebelum dilanjutkan dengan sesi persiapan take podcast pada pukul 18.35 – 19.10 WIB.

Dengan penuh semangat, panitia mulai menyiapkan kebutuhan teknis dan berbagai keperluan acara. Tepat pukul 19.10 WIB, podcast resmi dimulai. Kedua narasumber, yakni Ethan Gaviali dan Radid Fakhray memasuki ruangan dengan penuh antusias, siap berbagi cerita seru dan pengalaman seputar perbedaan daerah dalam diskusi ringan bertema “Ngobrol Ringan soal Perbedaan Daerah”. Podcast berlangsung santai dan penuh tawa, dipandu langsung oleh dua host andalan Public Relation dan yang super sangat keren, yakni  Maharani Nabilah. P. R dan Azzahra Kanaya. Obrolan diawali dengan perkenalan singkat mengenai asal daerah masing-masing, lalu berlanjut pada cerita pengalaman pertama kali tinggal di Malang. Mereka berbagi tentang culture shock yang dialami saat harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kebiasaan baru. Ethan menceritakan tentang kebiasaan masyarakat Kalimantan yang berbeda dengan suasana di Malang, sementara Radit berbagi kisah serunya saat harus beradaptasi dengan logat Jawa yang halus dan budaya masyarakat yang cenderung santai. Topik berlanjut ke cerita soal mitos-mitos unik daerah, seperti larangan menyapu malam karena dipercaya membuang rezeki, hingga pantangan duduk di depan pintu yang konon membawa sial. Narasumber saling bertukar pengalaman bagaimana tradisi dan kepercayaan tersebut masih dijalankan di keluarga mereka hingga sekarang.

Pembahasan tentang perbedaan cita rasa makanan daerah menjadi salah satu topik yang paling seru dalam podcast KINGKONG (King of  Nongkrong) Episode 2. Ethan menceritakan bahwa di Kalimantan, masakan cenderung didominasi rasa gurih dan pedas, dengan olahan ikan sungai dan sambal khas yang pedas menyengat. Sementara itu, Radit berbagi pengalaman tentang masakan Sumatra yang terkenal dengan cita rasa pedas yang kuat dan bumbu rempah yang pekat. Obrolan semakin menarik saat mereka membandingkan makanan di kampung halaman dengan masakan khas Malang. Ethan sempat heran saat pertama kali mencoba rawon yang rasanya lebih manis, berbeda jauh dengan makanan di daerahnya. Radit pun mengaku kaget karena di Malang hampir semua makanan terasa lebih ringan dan tidak sepedas di kampung halamannya. Perbedaan ini justru memunculkan cerita-cerita lucu. Ethan bercanda bahwa orang Kalimantan tak bisa makan tanpa sambal, sedangkan Radit mengatakan di Sumatra, makan tanpa cabai sama saja seperti makan tanpa nasi. Diskusi soal makanan ini sukses membuat suasana hangat dan penuh tawa, sekaligus jadi pengingat bahwa meskipun selera berbeda, makanan tetap bisa menyatukan siapa saja.

Sebagai penutup, podcast menghadirkan segmen “Logat Challenge” yang menjadi bagian paling menghibur sekaligus yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh peserta. Dalam sesi ini, masing-masing narasumber, yakni Ethan dan Radit, diminta untuk menirukan logat dari berbagai daerah di Indonesia yang telah dipilih oleh panitia. Mulai dari logat khas Medan yang dikenal dengan intonasi keras dan nada tinggi, logat Banjar Kalimantan yang lembut namun lugas, hingga logat Jawa medok yang khas dengan pelafalan halus namun kental aksen daerahnya. Suasana seketika berubah menjadi penuh gelak tawa ketika Radit mencoba menirukan gaya bicara orang Kalimantan, sedangkan Ethan berusaha membawakan ucapan khas Medan dengan penuh semangat. Ekspresi lucu, intonasi yang dibuat-buat, serta gaya bicara yang sedikit melenceng dari logat aslinya justru sukses mencairkan suasana. Peserta yang hadir pun tak henti-hentinya tertawa, menikmati momen kebersamaan yang akrab dan hangat. Segmen ini tak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga menjadi sarana mengenalkan logat-logat khas daerah di Indonesia kepada seluruh peserta yang hadir. Beberapa mahasiswa yang berasal dari luar daerah pun ikut berpartisipasi menebak logat yang ditirukan, sehingga semakin mempererat interaksi dan suasana kebersamaan di antara panitia, narasumber, serta peserta lainnya. Podcast berjalan dengan lancar hingga berakhir pada pukul 20.11 WIB.

 

Gambar 2 Kegiatan Foto Bersama Panitia dan Narasumber KINGKONG (KING OF NONGKRONG) Episode 2

 

Setelah podcast berakhir pada pukul 20.11 WIB, kemudian acara dilanjutkan dengan sesi dokumentasi dan foto bersama narasumber serta seluruh panitia mulai pukul 20.11 – 20.35 WIB, sebagai penutup dari kegiatan yang berlangsung sukses dan penuh keakraban. Momen ini sekaligus menjadi penanda berakhirnya seluruh rangkaian kegiatan KINGKONG (King of  Nongkrong) Episode 2. Suasana kebersamaan sangat terasa, ditutup dengan ucapan terima kasih dari panitia kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan mendukung kelancaran acara. Kegiatan secara resmi ditutup pukul 20.35 WIB. Melalui kegiatan ini, HMPIP FIA UB berharap podcast KINGKONG (King of  Nongkrong) Episode 2 bisa menjadi media diskusi yang tidak hanya ringan dan menyenangkan, tetapi juga memberikan wawasan positif bagi mahasiswa. Diharapkan mahasiswa dapat lebih terbuka, saling mengenal budaya satu sama lain, dan bijak dalam merespons perbedaan sosial budaya di lingkungan kampus. Kegiatan ini juga diharapkan menjadi awal yang baik bagi terciptanya ruang-ruang diskusi antar mahasiswa dari berbagai daerah, agar terjalin suasana kampus yang akrab, inklusif, dan penuh toleransi.