Jelita (Jejak Literasi Desa) VOL. 1

Jelita (Jejak Literasi Desa) VOL. 1

“Perpustakaan Berdaya, Generasi Cerdas Berkarya”

 

Jelita (Jejak Literasi Desa) Vol. 1 salah satu program kerja dari Himpunan Mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan (HMPIP) FIA UB yang dilaksanakan pada Kamis, 8 Mei 2025 di SDN Torongrejo 3, Kota Batu, Jawa Timur. Program pengabdian masyarakat ini mengangkat tema “Perpustakaan Berdaya, Generasi Cerdas Berkarya” yang berfokus pada optimalisasi peran perpustakaan sekolah dalam meningkatkan literasi melalui pembaruan koleksi dan penciptaan ruang baca yang nyaman serta ramah anak.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong pemanfaatan perpustakaan sebagai pusat literasi aktif di sekolah, khususnya dengan melibatkan siswa-siswi kelas 5 SDN Torongrejo 3 serta pustakawan sekolah dalam proses pengembangan dan pemanfaatan koleksi literasi yang relevan. Melalui Jelita Vol. 1, diharapkan perpustakaan sekolah dapat menjadi tempat yang tidak hanya menyediakan informasi, tetapi juga menginspirasi kreativitas dan kecintaan terhadap membaca di kalangan pelajar usia dini.

Kegiatan dimulai sejak pukul 06.00 WIB, seluruh panitia Jelita Vol. 1 berkumpul di Pendopo Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya untuk melakukan persiapan dan pengecekan perlengkapan. Dengan semangat tinggi, panitia berangkat menuju SDN Torongrejo 3 pada pukul 07.00 WIB dan tiba di lokasi untuk mempersiapkan jalannya acara.

Tepat pukul 09.20 WIB, Edelweisya Risela selaku MC membuka kegiatan dengan hangat, menyambut para siswa dan pihak sekolah yang telah hadir. Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Ridwan Mauludin Al Anshori selaku ketua pelaksana, disusul oleh M. Raffly Asseghaf. F selaku Ketua Umum HMPIP FIA UB 2025, serta Ibu Puji sebagai perwakilan pustakawati SDN Torongrejo 3, yang menyampaikan antusiasme atas kegiatan ini.

Sesi utama yaitu pemaparan materi oleh Muhammad Halim Fauzi yang membahas mengenai mengapa perpustakaan itu penting dalam kehidupan. Beliau menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan sumber pengetahuan, pendukung pendidikan, dan ruang tumbuhnya budaya literasi. Para peserta pun diajak untuk melihat perpustakaan sebagai jendela dunia yang mampu membentuk pola pikir dan karakter generasi muda. Setelah sesi pemaparan materi, dilakukan tanya jawab interaktif antara siswa-siswa, pustakawan, dan pemateri. Kemudian, sebagai bentuk penghargaan, panitia menyerahkan sertifikat apresiasi kepada pemateri secara simbolis.

 

Untuk mengembalikan semangat dan konsentrasi, acara dilanjutkan dengan ice breaking berupa permainan “Simon Says” yang dipandu oleh Maulidia Alfanda. Permainan ini bertujuan untuk menguji kefokusan dan konsentrasi para peserta, sekaligus menghadirkan tawa dan kebersamaan yang menyenangkan. Setelah ice breaking selesai, snack dibagikan kepada seluruh peserta, dan kegiatan berlanjut ke sesi dokumentasi bersama sebagai bentuk pengarsipan dan kenangan atas kegiatan yang telah berlangsung.

Kegiatan Jelita Vol. 1 resmi ditutup oleh MC pada pukul 11.15 WIB. Lebih dari sekadar acara literasi, Jelita Vol. 1 menjadi langkah konkret dalam menguatkan posisi perpustakaan sekolah sebagai ruang belajar yang hidup. Dengan perpustakaan yang aktif dan koleksi yang bermakna, generasi muda diajak untuk tidak hanya cerdas, tetapi juga kreatif dalam berkarya.