Oleh : Bima Sakti Nurdiansyach
Resensi Buku Orang-Orang Biasa
Identitas Buku
Judul Buku : Orang-Orang Biasa
Penulis : Andrea Hirata
Negara : Indonesia
Genre : Fiksi
Penerbit : Bentang Pusaka
Tanggal Terbit : 1 Maret 2019
Jumlah Halaman : 262 Halaman
ISBN : 978-602-291-524-9
Harga Buku : 82.000
Sinopsis
Buku ini akan mengisahkan tentang perjuangan sekawan pertemanan yang menjadi perampok melakukan aksi perampokan karena untuk salah satu anak dari mereka yang bernama Aini, anak sulung Dinah yang berjuang menggapai cita-citanya sebagai dokter ahli dan diterima di fakultas kedokteran, akan tetapi terhalang oleh biaya yang mahal.
Di awali dengan kisah keadaan Kota Belantik yang naif, kota ini di kenal sebagai kota yang tentram dan damai, bahkan penduduk kota ini tetap berdamai walaupun sedang dalam keadaan miskin. Akan tetapi rakyat Kota Belantik ini tidaklah berpengetahuan/berilmu tinggi. Lalu menceritakan seorang inspektur yang mengidolakan Shah Rukh Khan yang bernama Abdul Rojali dan polisi muda yang bernama Sersan P. Abi yang sedang menganggur sambil menatapi papan tulis statistik kejahatan yang menggantung di dinding karena tidak ada laporan kejahatan selama bertahun-tahun di kota tersebut. Kasus perjudian, perampokan, prostisusi, dan narkoba tidak ada kejahatan-kejahatan seperti itu di kota Belantik ini. Sekarang itu hanyalah kenangan, bahkan hanya maling ayam pun langka.
Beralih menceritakan sekawan persahabatan yang akan menjadi perampok. Mereka sudah bersahabat sejak duduk di bangku SMA yang terdiri dari 10 anggota, yaitu Tohirin, Salud, Sobri, Handai, Nihe, Junilah, Dinah, Honorun, Rusip, dan Debut. Mereka adalah sekelompok anak-anak yang bodoh dan tidak memiliki cita-cita, dan mereka ditempatkan di kursi paling belakang, tetapi mereka memiliki solidaritas yang tinggi. Salah satu dari mereka ada yang berkali-kali tidak naik kelas, hanya bisa naik kelas bagi mereka adalah pencapaian yang tidak disangka-sangka. Semasa SMA mereka sering di bully oleh geng-geng lain yang sudah seperti kebiasaan sehari-hari, geng itu bernama Trio Bastardin dan Duo Boron.
Beberapa hari kemudian 10 anggota persahabatan itu seketika kompak untuk melawan geng itu karena Debut salah satu dari persahabatan ini sangat benci dengan kelakuan geng Trio Bastardin dan Duo Barom itu. Saat masa sekolah selesai, mereka sudah dewasa tetapi kekompakannya masih bertahan dalam persahabatan ini beserta nasib yang berbeda-beda walaupun masih dalam keadaan hidup dengan sederhana.
Dinah mempunyai putri sulung yang bernama Aini, dan ayahnya meninggal karena jatuh sakit walaupun Aini sudah merawatnya selama 7 bulan sampai rela tidak sekolah dan tidak naik kelas. Aini awalnya anak yang bodoh matematika seperti ibunya dulu, tetapi sejak Aini tidak naik kelas dan ayahnya meninggal dunia, ia seketika berubah, dimanapun dan kapanpun ia selalu membaca buku dan tidak menghiraukan yang lain. Dinah terpanah melihat anaknya karena ia belajar begitu rajin, sehingga Aini mempunyai cita-cita untuk menjadi dokter ahli karena ingin bisa menyembuhkan ayahnya. Aini telah lulus tes untuk memasuki kuliah fakultas kedokteran ternama, namun Dinah tak punya uang untuk mendaftarkannya. Dinah sudah berusaha kesana kemari untuk mencari pinjaman uang tetapi tetap ditolak karena pekerjaannya hanyalah pedagang mainan kaki lima. Suatu hari Dinah bertemu dengan sahabatnya dulu yang beranggota 10 hingga mereka mengetahui bahwa Dinah tidak bisa mendaftarkan Aini karena biaya yang mahal padahal Aini di terima di fakultas kedokteran ternama.
Beralih ke perencanaan cerita perampokan. Rencana ini dipimpin oleh Debut yang diikuti oleh temannya yang lain meskipun pada awalnya Dinah meragukan rencana tersebut karena takut akan celaka dan bukanlah tindakan yang baik untuk di lakukan, Tetapi Debut memimpin rencana ini dan dibantu oleh Handai dengan menyemangati mereka demi Aini karena ia sangat berilmu akan sia-sia jika tidak kuliah di fakultas kedokteran. Perencanaan perampokan ini dibagi terdiri dari 2 tim dengan kendaraan yang berbeda juga. Tim 1 gagal dalam melaksanakan perampokan, akan tetapi tim 2 berhasil melakukan perampokan di sebuah toko Hujan Batu Mulia dan memperoleh uang sebesar 18 miliar. Trio Bastardin pun diburu oleh sekuriti toko Hujan Batu Mulia dan Debut sudah memiliki rencana bahwa setelah berhasil melakukan perampokan mereka segera keluar dari mobil dan bercampur dengan perkelompokan pawai topeng monyet, dengan begitu mereka akan aman dan bisa bersembunyi dengan gerombolan pawai topeng monyet.
Beberapa hari kemudian sekelompok sahabat ini berkumpul sambil menatapi begitu banyaknya uang 18 miliar yang mereka rampok. Namun Dinah berpendapat bahwa uang hasil perampokan ini haram dan ia tidak mau menyekolahkan anaknya dengan uang yang haram. Teman-teman mereka juga berpikir begitu, mereka tidak ingin memberi makan anaknya dengan uang yang haram. Pada akhirnya mereka mengembalikan uang dari hasil perampokan itu kepada inspektur Rojali.
Untuk pembiayaan kuliah fakultas kedokteran Aini, sepuluh sekelompok sahabat ini berjanji akan berusaha lebih keras dan menggabungkan uang dari hasil kerja keras mereka untuk biaya kuliah fakultas kedokteran Aini. Pada akhirnya para perampok itu memenuhi janji itu dari meminjam mana saja dan menjual apa saja untuk pendaftaran kuliah fakultas kedokteran Aini, uang itu di berikan kepada Aini secara halal. Aini benar-benar takjub atas perjuangan sahabat ibunya untuk membantunya daftar ke fakultas kedokteran. Keesokan harinya Aini pun diantar mereka ke pelabuhan sampai kapal berangkat dan berpamitan dengan ibu dan adik-adiknya. Kini dia jauh dalam perjalanan untuk kuliah di fakultas kedokteran dan meninggalkan pelabuhan. Aini masih tetap tidak percaya dengan apa yang terjadi padanya.
Kelebihan Buku :
- Buku ini mengajarkan kita untuk bersifat jujur karena dalam cerita tersebut walaupun sudah berusaha dan berhasil mendapatkan uang dari perampokan, mereka mengembalikan uang tersebut kepada polisi dan tetap memilih jalan yang benar dengan uang yang halal dari hasil kerja keras mereka sendiri, bukan dari perampokan.
- Bahasa yang di gunakan dalam buku ini cukup menarik dan gaya penulisannya sangat unik untuk dibaca.
- Banyak sekali makna yang terkandung dalam buku ini, terutama dalam kesetiaan persahabatan, rela berkorban demi anak dari salah satu sahabat mereka, selalu kompak dan bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan.
- Alur cerita yang dibawakan sangat menarik dan tidak mudah bosan karena aksi perampokan 10 kawan dalam kelompok perampokan ini sulit di tebak bagaimana ending nya.
Kekurangan Buku :
- Dalam buku ini terdapat begitu banyak tokoh dan cerita yang sangat banyak sehingga para pembacanya cukup susah untuk mengingat nama dan apa saja yang di ceritakan dalam buku tersebut.
- Dalam akhir cerita dalam buku ini cukup susah dicerna karena Andrea Hirata terkesan seperti terburu-buru dalam mengakhiri ceritanya, tidak menjelaskan secara detail terutama darimana mereka mendapatkan perlengkapan untuk perampokan
- Setiap halaman pada buku ini topik cerita nya selalu berganti-ganti/berbeda-beda dari cerita halaman sebelumnya di setiap halaman, sehingga lumayan bingung dan cukup susah diingat bagaimana hal yang tak terduga pada halaman-halaman berikutnya bisa terjadi.